Puisi, Menunggu Lagi

Yusuf Bimbi
Oleh -
0
Menunggu Lagi

Kawan
Dihari yang lalu
Telah kukatakan aku menunggu
Menunggu sederetan cerita tentangmu


Dan Hari ini masih dengan cerita yang sama
Di suatu tempat, tanpa pengawasanmu
Aku Sendiri duduk termangu
Menghayalkan kehadiranmu yang entah kapan

Alangkah indahnya bila hari itu datang
Bila aku dapat melihat goresan lukisan itu
Nyata di depan mataku
Goresan senyuman indah nan menawan
Dan Dagu terbelah dibawah naungan awan sutera

Pandangan mata yang teduh dengan lirikan memikat
Lambaian rambutmu berkibar gemulai
karena Angin yang tak sabar menyentuh
Dan kucium wewangian Harum laksana seribu bunga

saat itu aku serasa tak berkutik
Bersimpuh di depan pancaran pesonamu
Semburat putih sapaanmu
diantara tahtaan mutira di balik bibirmu

saat kau menyapa
Suaramu mengalun seperti alunan nyanyian syurga
Dan kudapati diriku lunglai
Dalam sebuah kebahagian yang melingkupiku

Kata apakah lagi yang harus kukatakan
Keindahanmu membuat aku terpana
Lidahku kelu tak mampu berkata-kata
Kaulah wanita yang telah lama kumimpikan

Bahkan aku telah menulis banyak tentangmu
12 tahun sebelum aku mengenalmu
Kurangkai kata dengan jari jemari lemah
Diatas papan panas berisikan barisan abjad-abjad tua

Dan kini aku telah melihat sendiri mimpi itu
Tapi saat aku hendak merengkuhmu
Oh tanganku berdarah
Kau tak boleh kusentuh
Seribu duri melindungi kelopakmu

Biarlah kau selamanya mekar di situ
Berbahagia dengan jalanmu
Duri-duri berlapis emas
Kan menjagamu hingga akhir waktumu

Jangan kamu takut
Jangan kamu risau
Tiada apa yang dapat merusakmu
Tiada apa yang dapat mencampakkanmu

Aku hanya kelana malang
Yang datang dari gugusan-gugusan karang
Dan terpikat dengan panggilan indahmu
Namun kini terang kulihat nyata
Kau memang hanya mimpiku
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)