puisi Kerinduan terpendam, kemanakah dirimu

Yusuf Bimbi
Oleh -
0
Entah kata apa yang paling tepat untuk mulai menyatakan kerinduan terpendam ini.
Meskipun hujan telah berhenti, dengan titik-titik air yang seharusnya menjadi penuntun jemari mengetik di keyboard, tapi tidak mengurangkan niatku untuk melanjutkan tulisan ini.
Sayang................
Ku ingin engkau di sini
berada di sisiku selalu
tetapi kini
jauh sudah antara kita

mengapa kau pergi
Jangan biarkan diriku
berteman dalam rindu yang tak menentu
engkaulah kekasihku
dambaanku
Tapi oh.. kata-kata yang kutulis kini lebih tidak realistis dari realita yang menjelma bagai fatamorgana.
Keindahan semu yang menawarkan kebahagiaan, tetapi nyatanya hanya kepalsuan belaka.
Kemanakah kan kubawa cintaku..
Bila kau yang kuinginkan kini hanya bayangan yang tak bisa kugapai.
Alangkah indah bayangmu, terang benderang dalam hatiku. Seakan ilusi yang dilihat oleh anai-anai di malam hari saat melihat nyala obor yang terang. Kemudian anai-anai itu beterbangan ke dalam obor untuk menuju kehancuran mereka.
Tapi mungkin juga tidak, mungkin aku terlalu memaksakan kata hatiku yang menangis dalam diam saat melihatmu bersamanya. Aku harus katakan bahwa kebahagiaanmu adalah segalanya meskipun mungkin aku terluka.
Dan luka itu biarlah kurasakan sendiri saja. Aku akan berusaha kuat dan terlihat tetap kuat di depanmu. Asalkan kau senang dan bahagia. Doaku selalu menyertaimu. Kapanpun. Selamanya..
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)