Puisi cerita ini sampai kini tak berkesudahan

Yusuf Bimbi
Oleh -
0
            
Contoh tulisan cerita ini sampai kini tak berkesudahan


             Cerita ini tidak bermula dari percikan api romantisme, yang berkobar dalam pekat merah asmara.
Cerita ini tidak bermula dari sayup tangisan luka, sendu dan beku, ungu dalam bayang alip yang tegak lurus.
Cerita ini tidak bermula dari perpisahan  pilu dua kekasih yang saling mencinta atau membenci.
Cerita ini juga tak bermula ketika nada harus dimulai dari do re mi end title sang kitaro dan diakhiri dengan sol sol do sang implora.
Tapi ku awali cerita ini dengan mengatakan bahwa aku membenci kamu.
Aku membenci kamu.
Tiada yang paling aku benci di dunia ini.
Selain kamu
Jalan Berliku


Dan biarkan aku menulis, sebab hurup demi hurup akan menjawab segala ceritaku. Bacalah dengan melihat titik dan koma, sebab aku takut kau tak akan melihat di mana letak tekanan kalimatku yang jingga dalam narasi pendek yang aku gambarkan sebagai deskripsi  tua wajah luka Teressa dan  Asia.
Sesungguhnya aku ingin berkata lagi sayang, agar sempurna duka Durga, agar tercapai Moksa, setelah perlakuanmu yang kasar durjana, setelah ejekanmu yang merendahkan penuh cerca, setelah pandanganmu yang lekat menghina, kuingat semua tak satu terlupa, sebab aku telah terlanjur menderita dalam sentries Ego, Bravo dan Romeo.

Dan tiada kusesali sedikitpun, biarkan rintik menjadi saksi bagi kerasnya bongkah-bongkah  putih yang terhampar dalam pelukan antartika yang pucat pasi ketika delapan belas pinguin berbaris tersedu sesenggukan.

Terlalu sombong pastinya dirimu jika aku berkata kau adalah segalanya, atau semuanya adalah kepura-puraan belaka bagiku untuk berkata kalau aku membencimu padahal aku merindukanmu. Tapi aku tak mungkin salah akan kalimat yang aku eja dengan perlahan dan kurenungi, kalau betul bahwa aku membencimu.

Sebab aku tak ingin juga mengakhiri cerita ini dengan mengatakan kalau aku ternyata mencintaimu. Itu adalah sebuah kemustahilan yang tak mungkin aku lakukan selagi di awal cerita aku berkata bahwa aku membencimu dan di kemudiannya aku tak konsisten dengan berkata bahwa aku mencintaimu.

Inilah awalnya cerita, inilah awalnya cerita, dan kau tutuplah matamu erat dan lihat dengan segala kejelasan akan segala makna yang aku tunjukkan satu persatu samar dalam  setiap awal, tengah dan akhir kata yang aku rangkai berliku tiada lurus membentuk untaian kalimat  rancu biru tak berkesudahan yang panjangnya delapan yojana agar kau mengerti kalau cerita ini semata hanya untuk menunjukkan betapa aku membenci kamu. Betapa aku membenci kamu. Dan agar kau berpikir mengapa Nian aku membenci kamu bahkan sampai di ketiga masa.

Karena cerita ini sampai kini tak berkesudahan.......
Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)