Selamat Jalan Ayah-H. Sataruddin Anwar Bimbi

Yusuf Bimbi
Oleh -
0
                                                                   Foto paling kananTitle: Ayah, Sang Pahlawan

Hari itu, langit masih terlelap dalam gelapnya malam. Suasana hening dan tenang seperti biasa mengiringi rumah kecil kami di pedesaan. Tidak ada yang menduga, seorang pahlawan dalam hidup kami akan pergi tanpa pamit. Tanggal 24 Maret 2021, adalah hari yang akan selalu terukir di hati kami sebagai hari kepergian Ayah, H. Satararuddin Anwar.

Ayah adalah sosok lelaki yang penuh cinta dan kasih sayang, tidak hanya bagi keluarga kami, tetapi juga bagi seluruh masyarakat desa. Sehari sebelum kepergiannya, Ayah masih melakukan kegiatan rutinnya di sawah, bejelinjing seperti biasa. Badannya sehat dan segar, tak ada tanda-tanda bahwa kepergiannya akan segera tiba.

Malam itu, Ayah meminta roti seperti yang biasa ibu belikan. Ibu kami, Hj. Mutiara, tidak menyadari bahwa itu akan menjadi roti terakhir yang akan dia belikan untuk Ayah. Keesokan paginya, saat ibu kami hendak membangunkan untuk sholat tahajud, kejadian yang tak terduga terjadi. Ayah kami telah pergi untuk selamanya pada pukul 02.00 WITA dini hari, tanpa meninggalkan gejala apapun.

Kami, anak-anak Ayah, terbagi di berbagai tempat saat itu. Abdurrahman berada di Loyok, saya sendiri berada di Gunung Sari, sedangkan Wardah di Senyiur, dan Atis di Lombok Tengah. Tanpa menunggu lama, begitu kami mendengar kabar, kami segera berkumpul di rumah untuk mengurus jenazah dan pemakaman Ayah tercinta.

Ayah, engkaulah pahlawanku. Engkau selalu hadir dalam setiap langkah hidupku, memberikan cinta dan perhatian yang tak tergantikan. Kenangan-kenangan indah yang kita lalui bersama sejak masa kecil hingga aku dewasa, akan selalu terukir di dalam ingatanku selamanya. Aku tidak akan pernah bisa melupakan betapa besar jasamu dalam hidup ini.

Namamu, Ayah, akan selalu terucap dalam doaku. Aku berharap engkau berada di tempat yang terbaik di sana, dalam kedamaian dan kebahagiaan yang abadi. Ibu kami, Hj. Mutiara, yang selalu setia mendampingimu, akan terus menjadi pilar kuat bagi keluarga kami.

Anak-anakmu, Abdurrahman Sulaiman, M. Yusuf, Wardatul Jannah, dan Septiana Maratis Naini, akan selalu mengenang Ayah dengan penuh rasa cinta. Engkau adalah sosok yang memberikan kami keteladanan, kebijaksanaan, dan kasih sayang yang tak terhingga.

Ayah, meski kepergianmu meninggalkan duka yang mendalam dalam hati kami, kami akan terus menjaga api yang kau wariskan. Kami akan berusaha menjadi pahlawan seperti dirimu, menjadi sosok yang dapat memberikan cinta dan perhatian kepada orang-orang di sekitar kami.

Selamat jalan, Ayah tercinta. Terima kasih atas segala cintamu dan kenangan indah yang telah kau berikan. Engkau akan selalu hidup dalam hati dan pikiran kami. Tenanglah di sana, karena kami akan terus menjaga keluarga ini dengan penuh kasih sayang, seperti yang telah kau ajarkan.

Akhirnya, seperti dalam setiap cerita hidup, babak baru telah dimulai. Namun, ingatan tentang Ayah akan selalu membimbing langkah-langkah kami, membawa kami melalui setiap tantangan hidup.



Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)