Rasaku di antara Setitik Atsiri

Yusuf Bimbi
Oleh -
0

Contoh tulisan seseorang yang sedang jatuh cinta

Rasaku di antara Setitik Atsiri

Sudah lama tak menggerakkan jari jemari
Menari nari di atas keypad laptop tua ini
Untuk berbagi cerita sekali lagi
Entahlah, serasa ada ruang kosong di sini

Di antara jantung dan hatiku
Di antara tulang dan sum-sumku

Meskipun di sini selalu ramai, tapi hidupku terasa sepi, meskipun di sini banyak kawan, tak ada yang benar benar menemaniku. Wahai Simponi yang mengajarkan kehidupan, seberapa rahasia janjimu, bahkan aku tak dapat menduga sama sekali. Aku tak bisa mengira makna dari guratan-guratan yang kau lukis indah di telapak tanganku. LukisanMu sendiri yang telah ada bahkan saat aku belum membuka mata. Untuk dapat kuambil sedikit saja kesimpulan tentang akhir dari rangkaian cerita cerita sunyi ini.
 
Meski kulihat jelas garis garis hitam matanya yang jeli, meski ku dengar jelas nada-nada suaranya, dia kah itu wahai Simponi? Yang akan menggenapi apa yang telah hilang itu, yang bergetar di antara jantung dan hatiku, yang mengalir di antara tulang dan sum-sumku. Meskipun seandainya tak ingin Kau babar rahasia itu, bukalah sedikit tirainya kepadaku, biar kulihat cahaya cintanya, biarlah dia menghangatkan hidupku yang telah membeku biru.

Oh Angin
Apakah pendapatmu jika aku turut bersamamu
Pergi kepadanya untuk membelai lembut wajahnya
Untuk berbisik sekali lagi di antara gelap malam
Untuk menyampaikan sedikit rindu kepadanya
Yang tertahan tak bisa mengalir di sini
Terhalang bentangan luas air laut yang asin
Sementara cintaku manis seperti madu murni

Oh angin
Aku tahu kau tak akan dapat meluluskan permintaanku
Meski sekali saja
Dan benar kau berlalu
Bersama desiran-desiran halus
Yang tak dapat kutumpangi
Kau meninggalkan aku di seberang pantai
Kau pergi sendiri membelai rambutnya

Jadi benar bahkan dengan angin aku tak bisa percaya untuk menyampaikan sedikit saja rinduku kepadamu, jadi benar ternyata aku sendiri saja dengan semua ini, dengan semua rasa ini. Tapi baiklah. Aku tak akan menyerah, seperti pertama kali aku katakan kepadamu dulu, bahwa aku telah memilih jalan sunyi ini, jalan yang bahkan aku tak tahu ujungnya, meski aku membawa peta hidupku sendiri. Peta dengan rute rute yang tak jelas, membelah gunung dan lautan, peta dengan tinta-tinta samar, yang entah akan mengantarkan kemana.



Malang benar nyanyian nyanyian sunyi
Erangannya terlupakan
Notasi tanda titik terlihat di bawah
Garis biramanya hilang
Alamat apakah ini
Pasti kau tahu kan
Aku merasa semuanya kau fahami

Cerita-cerita ini
Entah dulu dan kini
Rahasia dan terang
Impian dan kenyataan
Tanpa aku dan dirimu
Adakah kau memahami kodifikasi ini

Kekaksih
Ingin rasanya selalu bersamamu
Tapi dunia ini kejam
Apapun tak ada yang sempurna

Jadi inilah cerita kita
Aku menunggumu di seberang lautan
Dendam rinduku tak tersampaikan
Ingin aku meratakan semua lautan ini

Supaya aku dapat pergi kepadamu
Enyahlah semua kekejaman
Pergi jauh dari hidupku
Enyahlah semua kepiluan
Rinduku manis tak bertuan
Tanpamu aku bingung
Ingin pergi tapi tak bisa

Ingin berlalu tapi kau memanggil
Namaku kau sebut terang
Indah suaramu tak dapat kulupakan

Kekasih, maafkan jika ada beberapa kalimat rancu yang harus kau lihat, itu hanyalah sederet kalimat kalimat samaran untuk menyembunyikan beberapa kalimat yang aku pikir penting dan tak semua orang mesti membacanya. Seperti sekeranjang bunga yang menyembunyikan setitik atsiri seperti satu rasaku yang kusampaikan dengan seribu kata-kata. Dapatkah kau membacanya kekasih, aku telah memilih beberapa kata terbaik untukmu.

Jujur sesungguhnya aku tak pandai menulis, jikapun menulis aku hanya menggunakan kalimat kalimat biasa, aku tak suka kalimat kalimat bersayap dan kalimat kalimat tidak realistis, aku hanya mengungkapkan perasaanku saja. Perasaan yang biasa dirasakan para pencinta, perasaan yang dirasakan mereka yang telah jatuh ke dalam dekapan ketat asmaradahana.

Suatu hari nanti, jika kau dapat merasakan rasaku ini, mungkin aku akan dapat melihat tulisan yang lebih baik dari ketikan jari jemarimu yang lemah gemulai menari nari di atas keypad. Mungkin aku akan dapat membaca tulisan tulisan di mana saat membacanya seperti aku sedang menyatakan perasaan rinduku sendiri, seperti aku sedang menceritakan rasaku sendiri, seperti aku sedang mengungkapkan apa yang kusembunyikan kepadamu.

Kekasih, begitu banyak cerita dari seorang kekasih yang sedang jatuh cinta
Apakah aku harus menceritakan detilnya juga
Bukankah jika kau merasakannya
Kau pun akan mengetahuinya

Kekasih
Ini hanya tentang kesendirian di tengah keramaian
Tentang hidup yang beku di tengah terik matahari
Tentang kesunyian di tengah keributan
Tentang tatapan yang membuat lupa
Tentang suara-suara yang nadanya selalu menggoda
Tentang wajah yang memenuhi pelupuk mata yang lain
Tentang kendali pikiran yang tidak bisa dibelokkan oleh seribu drama
Tentang rasa yang membuat tawar segala makanan dan minuman

Oh Kekasih
Bagaimanakah aku tak akan sendiri meskipun sekelilingku ramai, aku tak dapat melihat mereka, aku hanya melihat padamu
Oh kekasih
Bagaimanakah hidupku tak akan beku, meski matahari terik membakar, itu semua tak mampu melelehkan rasaku, rasaku telah membatu padamu
Oh kekasih
Bagaimanakah tak terasa sunyi, meskipun di sini ramai aku tak mendengarnya, aku hanya mendengar bisikan bisikanmu
Oh kekasih
Bagaimanakah aku tak melupakan semuanya, aku terpesona tatapanmu
Oh kekasih
Bagaimanakah aku tak tergoda, terngiang ngiang merdu suaramu di telingaku
Oh kekasih
Bagaimanakah aku akan bisa melihat dunia, wajahmu memenuhi pelupuk mataku siang dan malam
Oh kekasih
Bagaimanakah pikiranku dapat dibelokkan oleh seribu drama, pikiranku hanya tertuju padamu
Oh kekasih
Bagaimanakah tak tawar segala makanan dan minuman, kuatnya rasaku telah membuat segala rasa menjadi hambar

Apakah itu sudah cukup kekasih.
Tidak, itu belum cukup.
Jika aku membuka mata pertama di pagi hari, maka yang pertama kali aku lihat adalah wajahmu
Jika aku menutup mata terakhir kali di malam hari, maka yang terakhir kali aku lihat adalah wajahmu
Jika aku ingin tidur, mesti lelah mendera badanku, terkadang butuh waktu yang lama, aku tak bisa tidur
Jikapun aku tertidur, maka bantal gulingku serasa dirimu

Apakah itu sudah cukup kekasih
Tidak, itu belum cukup
Kadang saat berbicara dengan orang lain tiba-tiba kepalaku blank, aku lupa telah mengatakan apa dan sedang berbicara apa
Kadang saat melihat jalan saat berkendara, senyumanmu terlihat memenuhi jalan
Kadang saat melihat tembok sekalipun, senyummu tetap lebar di sana
Bahkan kini aku dapat berbicara dan tersenyum sendiri

Apakah itu sudah cukup kekasih
Tidak, itu belum cukup
Yang paling menyakitkan adalah saat ingin memelukmu, yang aku dapatkan hanya bayangan
Saat ingin menciummu, terlihat bayanganmu pergi

Oh kekasih, mungkin tak akan ada yang membaca sampai paragraf paragraf akhir, tapi aku tak berkecil hati, aku menulis semua ini untuk memuaskan hatiku, memuaskan gejolak dalam dadaku, yang kusimpan rapi setiap saat. Aku tak mesti memberi tahu pada semua orang.
Meski aku seorang pencinta yang rindunya berlebih
Meski aku seorang perindu yang sayangnya berlebih
Meski aku seorang penyayang yang gairahnya berlebih
Tapi aku masih dapat menjaga semua rahasia ini
Rahasia tentang hatiku kepadamu

Kekasih
Meski terasa berat untuk menjaga semua ini
Aku akan menjaganya
Meski mungkin orang orang akan menemukan bayanganmu di kedua bola mataku
Aku akan mengalihkan pandanganku
Meski mungkin orang orang akan Mengetahui namamu saat aku reflek menyebutnya
Aku akan segera merevisi kata kataku

Marilah aku menyebut nyebut namamu
Oh kekasih yang memiliki nama terindah
Biar aku sembunyikan namamu dalam seribu kodefikasi
Agar tiada seorangpun dapat mengetahui namamu
Agar tiada seorangpun dapat mengetahui detil-detilmu
Agar keindahan namamu abadi tak ternoda

Oh Kekasih, sudahkah kau menemukan namamu?

Di hari-hari yang sangat sibuk
Aku sering marah dengan sekelilingku
Sebab aku terganggu tak dapat berduaan denganmu
Untuk bercengkrama denganmu
Engkau yang selalu dalam hatiku
Seperti hari hari sebelumnya

Oh kekasih
Apa yang kau dengar ini hanya sedikit saja
Dari bagian detak detak rinduku
Yang berdenyut diantara jantung dan hatiku
Yang mengalir di antara tulang dan sum-sumku
Rasa yang tak kunjung pudar

Dulu
Betapa cepatnya cinta menghampiri aku
Ketika melihat wajahmu kekasih
Tetapi cintaku tak kunjung berlalu
Cintaku tak dapat aku hapus
Aku terbelenggu
Aku terpenjara
Pada manis senyumanmu
Pada indah tatapanmu
Pada lekukan pipimu
Pada indah percakapan percakapan kita

Kekasih
Jika benar rasaku ini
Janganlah menghakimi aku
Jika benar rasaku ini
Jangan menolak aku

Biarlah waktu yang akan mengantarkan pada apa yang seharusnya ditemui, di jalan yang penuh persimpangan, karena tak mungkin akan tersesat, ini hanya sebuah permulaan saja dari perjalanan panjang yang tak bisa kuungkap satu satu detilnya. Karena aku hanya pengelana yang harus terus berjalan di antara sebaran remahan takdirku sendiri, untuk memungutnya satu persatu, mencicipinya sebagai bagian dari apa yang telah ditakdirkan untukku.

Oh kekasih, besar harapanku. Kita akan dapat bersama untuk mengecap pahit manis kehidupan ini. Untuk berlayar dalam bahtera yang sama. Menuju pulau idaman, seperti yang diidam-idamkan oleh para pasangan kekasih di mana saja.
Aku menunggunya.
Aku menunggunya.


Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)