Meminum kopi di antara wajahmu

Yusuf Bimbi
Oleh -
0

Contoh tulisan  

Meminum kopi di antara wajahmu



 

Kopi Hitam

Marilah kita minum kopi hitam ini. Rasanya asyik. Meskipun awalnya pahit, akan ada manis setelah pahitnya berakhir. Seperti seorang baru selesai bertengkar, akan berlipatlah cinta dan sayang.

Lagipula tidak bisa mengantuk akibat efek kafein nya akan mberikan
waktu yang lebih panjang bagiku untuk bersamamu. Dan kupikir itulah saat
saat terindah.

Sebab Saat memandangmu dalam hatiku, adalah berbeda saat berbicara denganmu. Memandang mu sendiri dalam hatiku, jelas kau tak dapat melawan, kau selalu terlihat dengan senyuman terindah di sini.

Hahaha. Sangat indah saat kau terlihat menyerah. Berbeda saat kita berbicara, mungkin kau mulai melawan, dan aku harus menahan diri, karena aku tak kuasa menahan jari jemarimu sekalipun.

Entahlah sejak kapan aku harus mulai
memisahkan dirimu yang ada dalam hatiku dengan dirimu yang ada di
seberang lautan. Terlihat tak ada kejelasan seperti kopi yang hitam
pekat ini. Penuh misteri.

Meskipun begitu, aku tak berpikir
untuk berhenti, bahkan seandainya engkau yang di dalam hatiku mulai
berbeda dengan engkau yang di seberang lautan.

Aku harus menyelesaikan ini, seperti meneguk kopi, sampai tetesan tetesan terakhir, dengan atau tanpamu, menikmati takdirku sendiri.

Bahkan seandainyapun hanya engkau yang dalam hatiku saja yang tertinggal, sementara engkau yang di seberang lautan telah pergi.

Tidak ada kopi yang sempurna, selalu saja ada ampasnya, selalu saja ada
rasa gosong, selalu saja ada rasa arang, meski akhirnya untuk
menyembunyikan kekecewaan kita harus bilang bahwa semua kopi memang
pahit.

Tapi engkau bukanlah kopi, kau selalu yang terindah, dan aku jujur. Aku tak menyembunyikan sesuatu.





Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)