Lagu sasak kembang punjung

Yusuf Bimbi
Oleh -
0

 Contoh Tulisan yang menyindir seseorang



Aku suka lagu ini, serasa khas berada di antara indah pasir-pasir
merah pantai pink Lombok Timur, nada-nadanya juga memelas. Melodinya
seperti tangisan kerinduan. Pantun-pantunnya memukau, seindah bunga
rampai di sisiran rambutmu yang tergerai itu. Sehingga saat aku
mendengarnya, bertambahlah rinduku padamu.

Tapi Duhai kekasih, Bagimanakah sebenarnya rindu dendam cinta yang
menggelora itu dapat kuceritakan kini, bahkan saat aku menyapa tak ada
balasan. Bagaimanakah rasanya menunggu seharian tanpa kabar, padahal dia
terlihat ada dengan tombol hijau di notifikasi chat.

Apakah
hatimu tak menangis? Apakah hatimu tak dirundung seribu duka? Ataukah
kata-kata yang dia ucapkan hanya kata-kata ringan saja? Sama seperti
lirik lagu ini, meskipun ia mendayu dayu di awalnya tapi di akhirnya ia
menyatakan hanya persahabatan yang kekal jika cinta tak tergapai.

Lalu apakah arti sebuah persahabatan itu, setiap orang memaknainya
dengan pandangan yang berbeda-beda, sebanyak pantun yang tercipta di
antara kembang punjung di tengah ladang, seperti kata lirik lagu ini.
Akhirnya di mana-mana ada sahabat. Dan Semua orang bisa jadi sahabat.

Tapi tidak, aku tidak seperti yang mungkin kau pikirkan. Aku juga tidak
setuju dengan lirik-lirik lagu ini. Meskipun aku tak dapat menjamahmu
dan mungkin hanya salamku yang dapat kamu dengar dengan perantaraan
suara gambus ini. Tapi aku selalu setia. Rinduku tak habis meski akan
kau tumpahkan setiap hari.

Sudahlah. Aku hanya sedang menikmati
lagu ini. Tidak ada yang tak membalas pesan-pesanku. Semua pesanku telah
terjawab dengan jawaban memuaskan. Aku tadi hanya membuat andai-andai
saja. Karena dunia ini penuh dengan andai-andai, sebanyak anai-anai,
yang pada akhirnya semua sayapnya akan berguguran.

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)