Contoh tulisan kegundahan seseorang yang punya banyak mimpi
One man's dream.
Mimpi seorang laki-lakiApakah semua yang rumit butuh penjelasan? apakah semua yang terjadi harus diceritakan? apakah semua teka-teki harus diungkap? apakah semua rahasia harus dibuka? apakah semua yang terbersit harus dikatakan? Jika demikian mengapa kita harus percaya kepada laut yang tak pernah kita selami, percaya kepada bintang-bintang yang tak pernah kita gapai, percaya kepada bulan yang purnamanya hanya sebentar saja, percaya kepada angin yang membelai dalam gelap malam.
Dulu
juga kupernah berpikir, alangkah indahnya hidup ini kalau saja semua
mimpi dapat digapai. Tapi tak mungkin itu harus terjadi. Mimpi akan
tetap menjadi mimpi dan terpisah dari kenyataan, seperti berpisahnya
malam dan siang. Tetapi kita sendiri tetap berada di antara keduanya
selalu dalam waktu yang terpisah, apabila kita sedang bermimpi, maka
kita tak benar-benar bangun dalam sebuah kenyataan.
Tapi salahkah jika aku punya mimpi tanpa alasan-alasan yang mesti
kurinci? Salahkah aku jika aku punya mimpi tanpa dasar-dasar yang
realistis? Kalau begitu kiranya aku tak semestinya bermimpi bukan? Tapi
karena aku tak dapat menggapainya dalam realitas hidupku, maka akhirnya
itu semua kusebut mimpi-mimpiku. Dan kini anda telah mengisi
mimpi-mimpiku. Anda telah menjadi tamu dalam ujung pandangan mataku,
tanpa kuundang sekalipun. Siapa yang salah? Dan mengapa harus ada yang
disalahkan?
Biarlah sekali-kali kita bermimpi, kini dan esok.
Ya. walau mungkin memang hanya mimpi. Mimpi saja. Dan kurasa bukan aku
saja yang bermimpi, pasti banyak yang lain bermimpi tentang
bintang-bintang mereka.
Sebenarnya memang ada beberapa
tautan-tautan yang ingin kubicarakan, tapi kini aku jadi ragu untuk
mengatakannya pada anda. Aku akan menjaga kata-kataku. Seperti aku telah
mengatakannya. Aku harus tahu di mana aku berdiri. Karena jika sedang
berbicara kepadamu. Maka jelas ku bukan sedang bermimpi.
Komentar Anda