Selamat Jalan H. Muh. Sikir Anwar Bimbi Rensing Raya

Yusuf Bimbi
Oleh -
0


Selamat Jalan H. Muh. Sikir Anwar Bimbi Rensing Raya

Tanam Malika di pinggir telaga

Tanam melati sampingan dua
Kalau boleh saling mencinta di dunia
Kalau mati satu kubur berdua
Tanam melati sampingan dua
Pulang ke lembar bawa duku
Kalau mati satu kubur berdua
Biar tulang hancur menjadi satu
Pulang ke lembar bawa duku
Anak lintah berjumlah tiga
Kalau tulang hancur menjadi satu
Itulah tanda cinta di dalam dunia


Pada hari jumat tanggal 19 April 2019 pukul 10.45 WITA, salah satu anggota keluarga kami HM. Sikir Anwar yang tercinta telah meninggalkan kami, melalui jalan satu arah yang tak memiliki jalur kembali. Jalan panjang menuju dunia yang jauh lebih luas dari dunia yang diketahui, menuju dunia bertabur rahasia dan misteri, menuju dunia berdinding seribu tabir yang tak dapat ditembus dengan segala kecanggihan yang dapat dipikirkan anak cucu adam, dunia gemerlap bertabur cahaya di atas cahaya.
Biarlah ia mengikuti jalannya dengan tenang, jangan memanggil dengan nada nada cinta, itu akan membuatnya menengok ke belakang dan membuatnya bersedih, tapi berserulah dengan ketetapan hati mendoakan kepergiannya agar segera sampai di tempat tujuan, tempat yang tak pernah dilihat mata, tempat dengan suara-suara yang tak pernah didengar telinga, tempat dengan wewangian dan rasa yang tak pernah dicium hidung dan dikecap lidah.
Maafkan dan Lupakanlah segala hal tentang dia yang mungkin pernah membuatmu kesal dan bersedih, segala hal yang mungkin pernah membuatmu marah dan jengkel, segala cerita-cerita yang mungkin pernah membuatmu terluka, dunia terlalu rapuh dan tak ada yang sempurna, semua orang merasa terlalu cepat tersakiti dan melupakan banyak jasa, padahal memang banyak jasa yang telah diterima dari orang-orang yang mencintai kita tak terkecuali dari dia.
Sekarang dia telah menemukan jalannya sendiri, berdoalah untuk menambah bekalnya, para kurir tak akan keberatan walau sebanyak apapun doa-doa kita, bahkan para kurir akan berjalan secepat cahaya membawa doa-doa yang terpancar dari lantunan mulut-mulut dan hati kita.
Dan jangan lupa Pada hari ketika kuburan itu (Sabtu, 20 April 2019) dibuka, masih dapat menyaksikan sedikit keajaiban bagaimana sosok kakek (P. Sukur/A. Anwar meninggal sekitar tahun 2000/20 tahun lalu) dan nenek (P. Ayok meninggal sekitar tahun 1990/30 tahun lalu) kita yang terbujur kaku dalam balutan kain kafan masih ingin dilihat anak cucunya. Seolah menanti kedatangan putranya, lalu ketiga balutan kain kafan itu dibaringkan SEPERTI BERPELUKAN. Oh betapa mesranya.
Ya, kini dia telah pergi untuk selama-lamanya dan tak dapat dilihat lagi sampai detik-detik terakhir ketika tanah dan lumpur menutupi lubang kuburnya. Setidak-tidaknya kita masih bisa berbesar hati, di sana mereka telah berkumpul dengan banyak anggota keluarga lainnya yang telah mendahuli, hanya berjarak kurang 1 meter di belakang, Al marhum H. Rahmat atau sang kakak juga telah menanti. Di sebelah Utara Pamannya (H. Ihsan, P. Jimah) dan banyak nama yang tak kami hafal dan tak kami kenal.
Selamat jalan paman kami. Akan banyak cerita untuk dikenang, akan banyak budi dan jasa yang akan kami ingat, setiap kitapun akan pergi entah suatu saat pada hari dan waktu yang tak pernah kita tahu. Kitapun akan mengiring kalian yang telah mendahului kami, tenang dan berbahagialah di sana, semua doa akan selalu dilantunkan pada saat saat terbaik di detik-detik paling sempurna untukmu, untuk kalian semua. love you.


Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)