Tersenyumlah malam ini sayang
Sayang, biarkan senyuman terindah menghiasi bibirmu malam ini, meskipun tak mesti menceritakan tentang sebuah kesenangan harfiah, sama seperti baris baris idiom yang menyimpan makna-makna lain, berbeda dari kata-kata penyusunnya, biarkan pertautan antara senyuman dan tatapan itu menjadi peluang bagi tumbuhnya senyum-senyum yang lain di bibir-bibir yang lain di sekeliling kita.
Meskipun ada beberapa alasan pada beberapa tingkat kesadaran yang mungkin muncul dalam bentuk kolektivitas kecemasan dan keraguan, tetapi ekspresimu mesti benar-benar di jaga, sama seperti mawar meskipun berduri, tapi di puncak bunga, kelopaknya mekar bersemi, melambai angin dan burung-burung di pagi hari.
Sayang. Banyak orang bilang kegembiraan itu begitu sederhana, hanya dengan tarikan pada sudut kedua bibirmu maka terbentuklah sebuah senyum, dan mereka berkata kau tampak bahagia. Tapi memang itu sudah cukup bagi mereka, tanpa mereka mesti tahu kedukaanmu karena dunia dan bunga-bunganya, karena lalu lalang para pendusta berbau busuk penuh kepura-puraan di dekatmu.
Kutahu terlalu banyak aturan hidup ini dan itu membuatmu lelah, terutama di masa ketika media sosial menjadi teman terbaik, lalu tiba-tiba pintu-pintu penjara terbuka, ada belenggu-belenggu menunggu di sekelilingmu, dan kulihat wajahmu pucat ketakutan.
Sayang, aku tak ingin melihatmu seperti tulisan-tulisan rancu yang berkata tentang jari-jemari kaku seperti paku, bibir RAPAT bak terjahit, kaki tak berani melangkah. Aku juga tak ingin kau terpojok pada suara-suara nyaring dipengeras suara yang mengatakan itu RASIS, ITU SARA, ITU PELANGGARAN ITE, ITU MAKAR.
Sayang, jangan takut, karena malam ini aku hadir menjadi pendamping terbaikmu sejak awal waktu pertemuan kita, akan tetap baik bahkan hingga waktu terakhir kita. Karena itu kamu tak perlu menjadi takut setakutnya lalu bersembunyi dibalik hitam tinta tulisan-tulisanmu seolah dirimu terkena gendam.
Malam ini biarlah aku lihat 1 saja senyuman terbaik diantara puluhan jenis senyuman dengan mata tergerak, karena itu kata guruku adalah senyuman yang paling tulus. Memang sedemikian banyak Kisah-kisah menyertakan kesedihan, kemarahan, juga kemalangan. Tapi kamu tak perlu terlarut dengan semua itu, karena aku tak ingin melihatmu bersedih hati.
Membayangkan hidup ini sebagai beberapa kalimat dengan beberapa idiom, dengan tanda baca yang jelas, adalah hal yang kudambakan. Meskipun ada beberapa kontradiksi, tetapi anggaplah itu sebagai tangga untuk mencapai puncak cerita.
Jangan lengah sedikitpun sayang, karena hujan hanya masuk melalui atap yang bocor. Perhatikanlah dirimu sendiri, sayangilah dirimu sendiri, karena air tak menumbuhkan bunga yang busuk akarnya.
Aku adalah pendampingmu, sama seperti air yang menyiram bunga-bunga agar bersemi. Tak pernah ingin melihatmu melayu sendu. Selalu berharap semua kesedihan sirna, berganti dengan kesenangan.
Sayang tak ada hidup yang sempurna, tetapi sebuah senyuman bisa mewakilimu malam ini, sebagai sebuah simbol kesempurnaan dalam hatimu, siapa yang tahu engkau bersedih?
I Love you.
Komentar Anda