Puisi Menunggumu Seribu Tahun

Yusuf Bimbi
Oleh -
0




Menunggumu Seribu Tahun

dibaca oleh Sri Ulati

Jadi kamu sudah lelah dan menyerah, dan kamu ingin pergi? Jika itu maumu, bagaimana aku akan dapat menahanmu. Pergilah mengikuti ke mana angin berhembus, jalan yang tak terhalangi laut dan gunung.

Biarlah kamu pergi ke tempat yang jauh, ke tempat di mana aku tak bisa menemukanmu lagi. Ke tempat bersembunyinya para pelarian. Yang tak diketahui. Dan yang tak kembali.

Oh Bidadariku. Berat hatiku melepasmu. Tapi kamu menginginkannya. demi kebahagianmu. Demi cita-citamu. Pergilah jangan menoleh lagi.


Biarlah aku menahan diriku. Bertempur dengan segala rasa di hatiku dan mengalahkan diriku sendiri. Biarlah aku remuk, luluh dan hancur.

Kini aku telah menang dan dapat membiarkanmu pergi. Aku telah menjadi pahlawan bagi diriku sendiri. Tapi aku adalah pahlawan yang pulang penuh dengan luka-luka.

Oh. bidadariku. Selamat jalan. Selamat berpisah. Aku akan tetap di sini. Sampai seribu tahun. Sampai saat kau lupa. Sehingga angin pasang membawamu kembali. Dengan layar putih terkembang. Sebagai orang yang baru terlahir kembali.

Dan jika saat itu aku masih di sini. Aku pasti masih sama seperti yang dulu. Masih sama saat aku melepasmu pergi. Dan kuminta padamu, wahai bidadariku. Biarkan aku dapat memandangmu kembali. Jangan marah dan mengusirku. Aku hanya seorang pencinta yang setia.

dibaca oleh Agus





Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)