Dia tetap pujanggamu

Yusuf Bimbi
Oleh -
0
Dia tetap pujanggamu



Jika seorang pujangga menulis cerita, puisi, cerpen, essay, novel, bukan berarti itu sebuah kebenaran yang telah dilakukannya, atau yang benar-benar terjadi pada dirinya sendiri berdasarkan pengalaman-pengalamannya di masa yang lalu.
Seorang pujangga harus pintar merangkai kata, merangkai cerita, kenyataan dan hayalan atau bahkan sesuatu lainnya agar pembacanya senang. Sebab jika sebuah cerita diungkapkan seperti matematika, maka tak akan sampai pesan yang ingin disampaikan kepadamu.

Jadi
sayang, jangan menghakimi pujanggamu dengan apa yang ia tulis untukmu berhari-hari. Ia hanya sedang berbagi, ia hanya sedang mempermainkan perasaanmu, ia hanya sedang mempermainkan hayalanmu, atau ia sedang merindukanmu dengan caranya sendiri.

Jika ia menulis sebuah percakapan dengan seseorang dan kamu marah karena itu bukan percakapanmu dengannya, maka kamu salah, karena ia hanya sedang menunjukkan kepadamu bagaimana seni dalam sebuah percakapan
ketika cinta sedang bergelora.

Atau ia menunjukkan seni menjadi seorang perayu
melalui puisi-puisi indah, atau tentang  cerita seorang anak yang minta belas kasihan, ataupun cerita pendek seorang yang putus cinta, atau bait-bait petani mengharap hujan ataupun seorang yang lagi mengharap bidadarinya.Sayang, Pujangga itu memang terlihat kejam, karena terlalu banyak kekasih lain dalam tulisan-tulisannya. Tetapi yakinlah bahwa dalam hatinya hanya ada seorang kekasih yang dia cintai. Kamulah bidadari satu-satunya.

Meskipun ia menyebut nama-nama yang lain, ia membuat percakapan-percakapan yang lain, ia membuat cerita-cerita yang lain, ia membuat puisi-puisi untuk yang  lain, tetapi cintanya tak pernah terbagi. Kamulah miliknya seorang.

Sebab ia menjadi pujangga, adalah sebab cintanya kepadamu, sebab halusnya sebuah perasaan.
Seperti cermin bening yang menangkap debu-debu yang beterbangan. Debu-debu yang terperangkap itu kemudian menjelma menjadi seribu Satu bentuk tulisan. 

Sayang, maafkan jika kamu pikir pujangga itu hanya playboy yang selalu tebar pesona kepada setiap wanita dengan kata-kata manisnya. Yang selalu menggoda wanita dengan rayuan-rayuan gombalnya. Suatu saat kamu mungkin akan mengerti jalan pikirannya.

Bila satu puisi sudah tidak cukup lagi untuk mengungkapkan sebuah perasaan, maka dibutuhkan puisi yang lain lagi. Bila sebuah cerita pendek tak mampu lagi mengungkap sebuah cerita, maka dibutuhkan sebuah novel yang lebih panjang.

Karena itu, biarkan dia menulis malam ini untukmu, atau di malam-malam yang akan datang. Biarkan juga dia memangggilmu dengan nama-nama yang lain. Jangan menghalangi jalannya seperti para perusuh, sehingga ia tak sampai pada tujuannya.

Dulupun pernah kuberitahu, tiada lain tujuannya semata-mata untuk kebaikanmu juga. Bukan kebaikan sendiri. Karena bagaimana mungkin seorang sopir akan meninggalkan penumpangnya sendiri di pinggir jalan. Justru kamulah penumpangnya yang akan dilayaninya sebagai seorang raja.

Sayang. Pujangga itu kini telah lelah. Panjang jalan yang telah dilalui. Panjang malam yang telah dimenangkannya. Namun ia tak akan juga mengakhiri cerita-cerita yang masih belum selesai ditulisnya, masih banyak bait-bait yang perlu diseleksi, masih banyak parangraf-paragraf yang  harus direvisi. Dan itu membutuhkan dukunganmu. Tanpa dukunganmu, pasti ia tak akan mampu menyelesaikannya. HIBURLAH MALAM-MALAM PANJANGNYA.  KARENA MEMANG IA SELALU BERSAMAMU, BUKAN DENGAN YANG LAIN. LOVE YOU FOREVER.

Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)