Pepatah di atas selalu saya pegang dan menjadi pegangan hidup saya. Bahwa dalam keadaan apapun, baik sejak di bangku sekolah, kuliah, di kantor, atau di suatu tempat, rasa malu harus saya buang saat harus bertanya tentang sesuatu kepada seseorang, yang mungkin sebenarnya tampak remeh dan mudah.
Ada sepenggal cerita pendek tentang perjalanan saya waktu mengunjungi paman saya, yang sedang di rawat di Sanglah Denpasar Bali. Dimana saat pulang terjebak di dalam kota dan hampir saja tersesat.
Seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 24 Desember 2015, saya berangkat ke Bali menggunakan sepeda motor bersama anak, isteri, dan dua orang paman saya, paman Sam dan Paman Hil.
Anak saya (Sanjaya) di atas kapal Ferry |
Mampir di Pantai Kuta Bali |
Kami tidak sempat diantar misan saya, karena pagi itu dia sudah pergi mengantar paman check-up ke rumah sakit.
Kami terus berusaha menyusuri jalan-jalan kecil tanpa papan penunjuk jalan dengan patokan arah sinar matahari di sebelah timur, di mana secara logika, jalan by pass denpasar yang menuju Padang Bai berada di sebelah selatan ke arah timur.
Tanpa ragu, karena yakin jika terus menuju ke arah timur dan ke selatan kami akan menjumpai jalan by pass itu, kami terus memacu kendaraan. Tapi aneh sekali, sudah cukup lama di atas kendaraan kok tidak nyampai-nyampai di jalan besar. Justru jalannya bertambah kecil.
Akhirnya saya menghentikan kendaraan bermotor yang diikuti oleh paman-paman saya, lalu bertanya kepada seseorang yang kami jumpai di pinggir jalan. Apakah kami sudah dekat menuju jalan bypass atau justru menjauh?
Jawaban yang saya terima sungguh diluar perkiraan, orang itu bilang kami sudah cukup jauh dan semakin menjauhi jalan besar untuk sampai di jalan yang dituju. Orang itu menyuruh kam i berbalik saja dan nanti bertanya kembali.
Akhirnya setelah bertanya beberapa kali, bahkan sempat juga bertanya pada pak polisi, sekuriti, ibu-ibu, bapak-bapak, dan anak-anak, kami dapat menemukan jalur besar yakni jalan bypass menuju PadangBai.
Lega juga rasanya bisa nyampai di rumah dengan selamat. Sebenarnya fenomena tidak tahu jalan terdengar cukup aneh dan lucu di jaman canggih saat ini, di mana perjalanan jauh bisa menggunakan petunjuk GPS yang tersedia di smartphone canggih.
Itu juga sayangnya, meskipun membawa HP android, tapi masih android jadul yang belum memiliki fitur GPS.
Di sisi lain faktanya saya pernah beberapa kali ke Denpasar dalam rangka tugas kantor, tetapi saya tidak bisa menghafal jalan, perempatan-perempatan, karena saat menuju tempat tugas, saya menggunakan taxi dari bandara, sehingga sambil tiduran di dalam taxi, tau-tau udah nyampe di tempat tujuan.
Pesan saya jangan pernah malu bertanya, sebelum kamu benar-benar tersesat, di semua sisi kehidupan, bukan pada sebuah jalan dengan rambu-rambunya saja.
Contohnya pada dunia perbankan. Saat ini banyak orang hanya mengandalkan mbah google saat bertanya, padahal banyak hal rinci , akurasi dan kepercayaan yang masih dilupakan oleh google.
Tapi sekarang satu Bank Ternama di Indonesia, Bank BNI sudah menyediakan fitur bertanya dengan layanan #AskBNI untuk menanyakan berbagai produk dan layanannya.
Cukup mendaftar di layanan BNI via Twitter dengan menggunakan Direct Message DM @bni46
Untuk format penulisan DMnya:
#daftar#nama_lengkap#nohandphone. Contohnya: #daftar#yusufbimbi#6281805268
Nantinya kamu bisa mendapatkan informasi tentang berbagai produk dan layanan BNI via Twitter DM dengan format : #AskBNI (spasi) #Keyword. Contoh: #AskBNI#Taplus
Agar pertanyaannya jelas kamu minta saja semua daftar #keyword tersebut via Twitter DM di @bni46 dengan format #HelpBNI.
Ternyata tidak susahkaaaan? Ingat, mau bertanya nggak sesat di jalan !!!
Benar sekali, jikalau kita sering bertaya, itu lebih baik, jangan lupa kunjungi juga di http://asepzaenurie.blogspot.co.id/2016/01/malu-bertanya-sesat-di-jalan-mau.html
BalasHapus