Robot PhilaeTemukan Molekul Organik di Permukaan Komet

Yusuf Bimbi
Oleh -
0
Robot pendarat “Philae” yang berhasil mendarat di permukaan komet 67P pada tanggal 12 November lalu setelah melakukan perjalanan sejauh 6 miliar kilometer selama 10 tahun,  berhasil mendeteksi keberadaan molekul-molekul organik di atas permukaan komet 67P.  

BBC News melaporkan, Selasa (18/11/2014) petang bahwa "Organisme mengandung karbon” merupakan bentuk awal kehidupan di bumi, dan hal ini mungkin akan bisa menjelaskan keberadaan unsur-unsur kimia pembentuk kehidupan di bumi.

Pendaratan Robot Philae di atas komet ini adalah misi pendaratan  pertama dalam sejarah yang tujuannya mempelajari komet untuk mengetahui pembentukan alam semesta.

Dr Fred Goessmann  mengkonfirmasi penemuan itu kepada  BBC News. Ia menambahkan bahwa timnya masih melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengintrepretasikan penemuan itu.

Para ahli berharap penemuan itu bisa memberikan pemahaman tentang peran komet dalam pembentukan beberapa unsur pembentuk kehidupan di bumi.

Sementara itu instrumen lainnya pada robot “Philae”, berhasil menemukan lapisan debu setebal 10-20 cm di permukaan komet dan lapisan es keras di bawahnya.

Sumber : Liputan Islam.com

Kalau di indonesia kapan yah bisa kita lakukan seperti di atas. Lapan saja masih mengembangkan roket yang diberi nama Sonda  yang memiliki daya jelajah 300 kilometer.

Roket ini mampu terbang dengan tingkat jelajah 300 Km lebih dan merupakan cikal bakal roket penarik satelit buatan Indonesia.

Roket ini adalah pengembangan dari roket jenis sebelumnya yang telah dikembangkan oleh LAPAN. LAPAN sudah berhasil memproduksi roket jenis air han, roket 122, roket 337 yang mempunyai jangkauan jelajah 100 Km lebih.

Selain itu dengan kehadiran roket Sonda ini akan mempermudah para pengusaha terutama jasa telekomunikasi lokal yang ingin menerbangkan satelitnya ke luar angkasa.

Selama ini satelit telekomunikasi milik Indonesia seperti Satelit Palapa dan lainnya hanya bisa diterbangkan di negara lain seperti Jerman dan Amerika Serikat. Hal ini karena Indonesia masih belum mempunyai roket dengan daya jangkauan tinggi.

Roket ini dapat membawa muatan sendiri dan dilengkapi transmitter jarak jauh dan alat pengirim data. Roket juga dibekali muatan diagnostik seperti di dalam ada sensor dan GPS agar data dapat dikirim ke bawah.

Bahan baku roket sebagian diimpor mulai dari lempengan baja hingga tabung roket. Oleh karena itu pengerjaan roket ini bekerja sama dengan dengan perusahaan baja nasional yaitu Krakatau Steel (KS) untuk membuat lempengan baja dan tabung roket di dalam negeri.

Industri roket kita kayaknya belum didukung sepenuhnya di dalam negeri karena beberapa material roket masih impor.




Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)