Ilmu Sempurna - Ilustrasi |
Kenoh :
Ilmu Sempurne adalah sebuah Juluk, sebutan untuk sebuah ilmu penutup yang biasanya didapatkan Seseorang melalui sebuah perguruan tradisional Suku Sasak, sehingga diberi julukan ilmu sempurne, atau sebagai sebuah penyempurna semua ilmu yang sudah didapatkan.
Ilmu sempurna bukan sebagai sebuah hakikat seperti yang melekat dalam istilah Sempurna yang artinya Sempurna atau tidak bercacat cela. Tetapi hanya sebagai sebutan belaka, atau dengan kata lain, sudah sempurne (sudah cukup), ilmu sak teguruan (Ilmu yang dituntut).
Ilmu Sempurna termasuk dalam jenis ilmu mame, atau ilmu yang dipakai untuk maen siat (berkelahi) baik itu untuk mempertahankan diri maupun untuk menyerang musuh.
Ilmu sempurna saya ketahui keberadaannya di beberapa Tempat, Di Sakra, dan Sakra Barat Lombok Timur yang hanya dimiliki oleh beberapa orang saja. Saya pikir di tempat lain pasti ada juga.
Ilmu Sempurna tidak hanya ditakuti manusia, konon Jin saja takut jika nama orang yang memiliki ilmu sempurna ini disebut.
Dalam aplikasinya, ilmu sempurna dipakai sebagai ilmu kekebalan baik secara fisik maupun batin.
Kekebalan ilmu sempurna begitu dahsyat, sehingga pemiliknya sama sekali tidak akan merasakan pukulan musuh, baik itu pukulan tangan kosong, senjata tajam, batu, maupun pukulan tenaga dalam.
Sang pemilik ilmu ini juga konon sanggup mengangkat manusia laksana kapas, dan melemparnya jauh-jauh.
Sang pemilik ilmu ini juga dikatakan mampu mencabut sebatang pohon besar, bahkan serumpun pohon Bambu.
Biasanya pemilik ilmu ini tak segan-segan menyuruh lawannya pulang sebelum maen siat dengan sebuah ucapan ringan.
“Lamun masih marak idap bunge kelewang lek awakm jak, tulak wah beguru”.
(Jika kau masih merasakan sabetan pedang laksana kapas di badanmu, Selahkan kembali, pulang berguru).
Dengan kata ini, menandakan bahwa kita sedang berhadapan dengan pemilik ilmu sempurne, dan harus segera mengambil sikap.
Untuk membuat ilmu sempurna ini jadi, biasanya dibutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun di Jarik (Ritual untuk membuat sebuah ilmu Jadi) dengan berbagai pantangan yang berat.
Karena itu, hanya beberapa orang saja yang sanggup menyelesaikan ilmu ini sampai ke tahapan tertinggi.
Dengan ijin, kuasa dan kehendak Allah, apabila seseorang ditakdirkan menguasai ilmu ini, Insya Allah sangat bermanfaat dan membantu.
Ilmu sempurne dikenal juga sebagai ilmu kebal, ilmu batu suku sasak, dimana batu yang digunakan untuk memukul maupun melempar musuh, akan turut dirasakan seringan kapas dan kalau digunakan musuh memukul atau melempar kita, hampir tak berasa sama sekali.
Sarana yang dipakai untuk mengamalkan ilmu ini, biasanya sang pengamal akan mengamalkan bacaannya di atas sehelai kain kapan saat sesudah solat Magrib dan solat subuh. Kemudian akan kita lihat 4 buah jarum di masing-masing sudut kain kapan.
Mula-mula sang pengamal meniatkan agar dirinya berada dalam kurung batang besi melela (Besi Menyala) setebal 7 meter, kiri kanan atas dan bawah. Setelah berkonsentrasi dalam kurung batang besi melela itu, kemudian merapalkan bacaan do'anya.
Serasa bergidik bulu roma, kemudian merasakan hawa besi kurung batang yang melela, menjadi benteng tebal tak tergoyahkan oleh apapun juga.
Setelah itu, maka akan dapat dirasakan energi besar yang terpusat, seakan sang pengamal berasa begitu kuat, ringan, dengan demikian hampir dapat dikatakan bahwa inilah tanda bahwa ilmu ini Insya Allah bisa digunakan untuk kebaikan, membela kebenaran.
Dengan ijin, kuasa dan kehendak Allah, apabila seseorang ditakdirkan menguasai ilmu ini, Insya Allah sangat bermanfaat dan membantu.
Ilmu sempurne dikenal juga sebagai ilmu kebal, ilmu batu suku sasak, dimana batu yang digunakan untuk memukul maupun melempar musuh, akan turut dirasakan seringan kapas dan kalau digunakan musuh memukul atau melempar kita, hampir tak berasa sama sekali.
Sarana yang dipakai untuk mengamalkan ilmu ini, biasanya sang pengamal akan mengamalkan bacaannya di atas sehelai kain kapan saat sesudah solat Magrib dan solat subuh. Kemudian akan kita lihat 4 buah jarum di masing-masing sudut kain kapan.
Mula-mula sang pengamal meniatkan agar dirinya berada dalam kurung batang besi melela (Besi Menyala) setebal 7 meter, kiri kanan atas dan bawah. Setelah berkonsentrasi dalam kurung batang besi melela itu, kemudian merapalkan bacaan do'anya.
Serasa bergidik bulu roma, kemudian merasakan hawa besi kurung batang yang melela, menjadi benteng tebal tak tergoyahkan oleh apapun juga.
Setelah itu, maka akan dapat dirasakan energi besar yang terpusat, seakan sang pengamal berasa begitu kuat, ringan, dengan demikian hampir dapat dikatakan bahwa inilah tanda bahwa ilmu ini Insya Allah bisa digunakan untuk kebaikan, membela kebenaran.
Ampure marak niki penaok Tiang tentang Ilmu Niki.
Sekedar Pelagak Lekong Belah.
Komentar Anda