Bagaimana Ilmu Selak Diturunkan, TUSELAK III

Yusuf Bimbi
Oleh -
0
Tuselak - Ilustrasi

Tuselak Bagian III
BAGAIMANA ILMU SELAK DATANG TURUN TEMURUN

            Pada tulisan saya sebelumnya, Saya telah membahas perkenalan tentang Tuselak. Juga pada Tulisan selanjutnya yang berjudul Tuselak II, saya membahas tentang pembagian tuselak berdasarkan tingkatan ilmunya, setelah kurang lebih dua tahun semenjak saya menulis bagian satu tahun 2009, maka saatnya sekarang saya menulis tentang bagaimana ilmu ini turun temurun mencari generasi penerusnya.
            Saya merasa bertanggung jawab untuk menulis kelanjutan ceritanya agar cerita ini tuntas sampai ke akar-akarnya. Dan mungkin bisa menjadi perhatian mereka yang mungkin saja tanpa sengaja suatu malam mendapatkan percikan hitam dari ilmu ini.
            Seperti pada tulisan sebelumnya, yang pertama kali saya ucapkan adalah apa yang saya tulis adalah berdasarkan cerita semata dan bukan pengalaman pribadi, jadi saya tidak bisa meyakinkan anda bahwa apa yang saya tulis adalah seperti apa yang sebenarnya.
Orang Sasak bilang, "Licik Nie Licik Aku". (Bohong yang bercerita pertama, maka bohonglah pencerita berikutnya). Wallahu Waklam.
            Setelah kita menyadari, bahwa di dunia yang begitu canggih ini, masih ada dunia lain yang hanya dimengerti oleh pemilik dunia tersebut, dan telah mengerti tingkatan-tingkatannya, baiklah kita lanjut cerita, bagaimana mulanya ilmu ini turun dari generasi ke generasi.
            Pada mulanya, konon ilmu ini awalnya merupakan ilmu putih, tetapi karena salah penggunaan, maka kemudian menjadi ilmu hitam, dari generasi ke generasi, ibarat tembok yang dicat hitam dari waktu ke waktu, maka tambah hitamlah tembok tersebut, begitu juga dengan ilmu ini. Sehingga ada juga orang yang mengatakan, bahwa kata Tuselak berasal dari kata Tau Salak (Orang Salah).

***
            Ilmu ini, kisahnya turun dengan 3 cara, yang pertama turun karena secara sengaja atau tidak sengaja seseorang mempelajari ilmu ini dari seorang guru.  Jika secara sengaja ia mempelajarinya, maka ia akan dapat mengerti berbagai resiko, dan konsekwensi sebagai seorang Tuselak. Namun jika ia tak sengaja, maka malanglah ia, karena seorang Tuselak akan memperdaya orang lain untuk mencari pengikut sebanyak-banyaknya. Sehingga tanpa sadar seorang tiba-tiba saja mendapatkan dirinya sudah menjadi selak.
            Bagi yang mempelajari dengan sengaja, maka biasanya ia sengaja pergi ke seorang guru Selak dengan berbagai motivasi, seperti ingin Sakti, ingin membalas dendam, atau motiv lainnya. Kemudian seorang guru akan mengingatkannya, menanyakan kesungguhan hatinya, benarkah ia rela dunia akhirat menerima konsekwensi sebagai seorang Selak. Setelah guru tersebut mendapatkan kesanggupannya, Maka diberitahulah dia berbagai syarat yang diperlukan untuk mempelajari ilmu tersebut.
            Kemudian sang calon Selak akan membawa semua mahar yang diminta, Maharnya dapat berupa Ayam, Periuk, Benang, Kepeng Tepong (Uang Logam berlubang peninggalan masa lalu) dan berbagai persyaratan lainnya. Lalu Guru juga akan mengambil janji setia sang murid, kemudian guru akan merapalkan mantra, dan siswa akan sibuk menghapalkan. Proses penurunan ilmu bisa dilakukan di rumah, atau di tempat lain sesuai kesepakatan. Dan setelah proses sumpah janji setia dilakukan, pengijazahan pun dilakukan, kemudian sang guru akan menerangkan cara-cara penggunaan ilmu ini secara lengkap.
            Setelah semua mantra dibisikkan lewat telinga kiri pada malam yang gelap gulita, saatnya menunggu waktu yang tepat untuk memulai atraksi, mencapai kebebasan ekpresi, menikmati sensasi yang mungkin tak pernah dibayangkan dan dirasakan sebelumnya.
            Waktu yang tepat untuk memulai petualangan sebagai seorang Selak adalah pada malam Jum'at atau pada Malam Selasa, utamanya pada saat Bulan Purnama atau pada saat malam tanpa bintang.
            Sang siswa yang berbakti pada gurunya, konon pada malam yang dijanjikan bertemu disebuah  kebun yang teramat mencekam, bulu kuduknya sendiri berdiri, sedangkan gurunya yang memang sudah  bangkit maye-mayenya akan cekikikan melihat siswanya ketakutan.
            Lalu prosesi dimulai, prosesi awal berbeda-beda sesuai tingkatan ilmunya. Ada yang dimandikan dulu, atau ada yang tidak, ada yang kaki tangannya diikatkan benang, ada juga yang tidak, Ada yang disuruh berendam, ada juga yang tidak, ada yang disuruh bertapa, ada juga yang tidak. Ada yang diolesi minyak, ada juga yang diolesi bedak dan berbagai macam caranya.
            Setelah prosesi awal selesai, kemudian sang siswa akan mencoba menghidupkan maye-mayenya. Dengan khusuk, mantra diucapkan sambil mata terpejam, pandangan diarahkan pada pertengah ke dua alis, mantra diucapkan sambil menahan nafas, Guru membisikan kata-kata untuk membimbing sang murid.
            Tiba-tiba saja, tubuh siswa akan terasa ringan, pusar terasa dingin, para binatang malam tiba-tiba diam, anginpun berbelok ketakutan, beberapa saat badan siswa gemetar dan dunia terasa berputar, badannya bergoyang seperti hendak kehilangan keseimbangan, guru terus membimbing dengan antusias.
            “Rasakan Tubuhmu seringan kapas, kuasai dirimu, bukalah matamu, lihatlah dunia yang terang benderang, biarkan keinginanmu menjelma, tiada lagi kegelapan.” Ujar sang Guru.
Sesungguhnya dunia ini sempit, dunia terang, dunia ini kecil, sekarang cobalah lihat di Balik Pepohonan-peohonan itu, di sana ada sebuah rumah, dapatkah kau melihatnya”. Ia bertanya kepada sang siswa.
            “Ya guru, saya melihatnya, saya melihat satu keluarga dengan dua orang anaknya, kayaknya mereka pake program KB guru.” Ujar sang siswa.
            “Kamu jangan bercanda, saya lagi serius, sekarang gerakkan tanganmu, ketuklah pintunya”.
            Sang siswa kemudian menjulurkan tangannya, tiba-tiba saja tangan itu dapat menyentuh pintu rumah yang jauhnya ratusan meter.
            Tok-tok tok, tok-tok.....
            “Siapa it?, suara bertanya dari dalam.
            Tok tok toook.
            “Siapa itu?, tidak ada jawaban,  sebentar katanya, lalu ia keluar rumahnya, membuka pintu dengan perlahan, Astaga, ternyata tak ada orang, sang wanita kemudian lari terbirit birit membanting pintu.
            “Bagus muridku, ternyata kau sudah menguasai ilmu ini, kamu memang berbakat”. Ujar sang guru bangga.
            “Sekarang saya ingin mengajakmu jalan-jalan sebagai hadiah atas keberhasilanmu, saya ingin mengajakmu pergi ke langit yang tinggi, ketempat dimana banyak bintang, mendongaklah, kita akan pergi ke tempat itu.”
            Sang guru kemudian, mengucapkan sebuah lagu pujaan, suaranya terdengar bergetar, hening tiada sahutan.
            “Buuuulan madu di atas pelangiiiii, hanya kitaaaa berduaaaaaa, memadu kisah cintaaaaa.....”
            “Maaf guru, mantranya salah”.
            “Oh maaf, saya teringat kenangan masa lalu ketika saya jatuh cinta dengan Ratu Selak dari desa tetangga”. Ujarnya.
            Kembali puja diucapkan, suaranya memanggil.
            “Batu, Batu, Batuuuuuuuuuu”.
            Tiba-tiba datanglah sebuah batu, modelnya kayak UFO, bundar, dengan diameter sekitar 1-hingga 1,5 meter, kemudian sang guru naik dan duduk di atas batu tersebut. Sang siswa ternganga keheranan. “Guru, mana batu saya?”, tanyanya. “Paggillah batumu”. Sang siswa kemudian  memanggil batunya, tiba-tiba muncul sebuah batu di hadapannya, kemudian diapun naik dan duduk di atas batu tersebut.
            “Bagaimana cara kita menggerakkan batu ini guru?” Kata sang murid.
            “Ikuti saya, letakkan kedua tanganmu di bawah ke dua lututmu, lalu satukan. Lalu gerakkan ke dua sikumu turun naik ke bawah dan ke atas, kita akan terbang ke belakang”.
            “Wah, hebat, tapi gak salah nih guru, masa kita terbang ke belakang, bukannya ke depan, kayak undur undur saja, mana gak bawa kaca spion lagi”.
            “Kan sudah saya bilang, memang beginilah ilmu selak, kalau terbang ke depan itu namanya belalang dan kupu-kupu, pengen manis kayak kupu-kupu dan belalang kamu?”.
            “Nggak guru, saya pengen sakti, kayak guru”. Ujarnya.
            Tiba-tiba saja, memancar cahaya kebiruan dan cahaya merah dari bawah batu yang dinaiki guru dan siswa tersebut, cahaya tersebut memancar dari salah satu lubang diantara 9 lubang  tirta maya dari masing-masing tubuh tersebut, ke dua batu tersebut melesat secepat kilat ke langit yang tinggi.
            ****
            Daya jelajah setiap selak berbeda, untuk tingkatan terendah tentu hanya sekedar dalam daerah saja, namun jika sudah tingkat tinggi bisa sampai di Aceh, begitulah cerita yang saya dengar.
            Ke 9 lubang tirtamaya atau lubang air kehidupan yang ada pada manusia adalah 2 lubang mata, 2 lubang hidung, 2 lubang telinga, 1 lubang bibi, 1 lubang anus dan 1 lubang penis,  pada tingkatan tuselak tertinggi, maka ia dapat memancarkan cahaya dari semua lubang tirta mayanya.           
            Kembali ke bahasan sebelumnya, disamping sengaja dicari, ada juga seseorang yang tanpa sengaja mempelajari ilmu ini, caranya ketika ia pergi berguru ke seseorang, tanpa ia ketahui ia  diberi ilmu selak, sehingga pada suatu malam yang gulita, dia tak sadar, entah bagaimana mulanya tiba-tiba saja ia mencium bau yang harum pada saat hujan pertama kali turun, dia tak mengerti, tiba-tiba suatu sensasi menggerakkan tubuhnya, menghirup uadara tersebut, dan melangkahkan kaki nya pada malam yang gelap.
                        Banyak bau nangka tersebar di sekitarnya, dia melihat halaman yang terang benderang, tak sadar wajahnya bercahaya, dan jika seseorang memergokinya, maka mereka akan berteriak. “Tuselaaaaaaaaak!!!” Dan sekarang dia sadar bahwa dirinya seorang tuselak. Terkadang ilmu selak tak perlu diucapkan, jika ilmu ini telah merasuk pada orang yang cocok, maka sewaktu-waktu dia akan bangkit sendiri.
            Motiv seorang guru untuk menurunkan ilmu ini kepada seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut adalah karena ilmu selak memang harus diturunkan, dia harus memiliki pengikut sebanyak-banyaknya, disamping hal tersebut untuk meneruskan generasinya.

***
            Yang kedua, ilmu ini turun karena diturunkan, Misalnya isterinya Selak, maka  ilmu ini akan turun kepada Suami, atau anak-anaknya. Caranya, ketika sang suami atau isteri atau anak-anak lagi tertidur, maka sang tuselak akan melangkahinya tiga kali, konon kalau sudah dilangkahi maka, otomatis ilmu itu akan turun kepada yang dilangkahi.
            Setelah dilangkahi, maka keesokan harinya, suami, atau isteri, atau anak tersebut akan panas badannya, terasa remuk redam tulang belulangnya, pertanda ilmu tersebut sudah memasuki sel-selnya. Korban dan para tetangga tak akan menyadari hal ini.
            Berkali-kali proses langkah-melangkahi ini akan terjadi diiringi dengan sakit pada korban, dan setelah ke sekian kalinya, maka turunlah semua ilmu itu kepada suami isteri dan anaknya. Awas, jangan mendekat, sekarang mereka sekeluarga adalah tuselak.
            Jangan coba-coba bertamu ke rumah tuselak ini, atau datang midang, karena nanti sehabis midang kamu pasti akan dibuntuti sampai rumahmu. Dan menurut cerita, yang paling cepat terkena adalah anak gadis, baru anak lelaki.
            Konon tanda-tandanya ia baru jadi, ia akan sering membaui bau nangka, bau nangka sebenarnya tercium dari bau kotoran. Tiba-tiba saja jika ia duduk dengan anda, ia akan berkata, ada bau nangka ya?. Nah kalau sudah begini, hati-hati saja.
            Atau pada suatu malam tanpa disadarinya ia pergi ngeres, masih dengan kasus yang sama, ketika maye-maye menuntunnya pada suatu bau yang khas, maka dia akan keluar dan mencarinya, lalu memakannya,  Ahhhhh Guriiih, katanya.
            Lalu pada siangnya ia akan mengingat kejadian malamnya, disitulah pada saat kesadaran penuh ia akan faham bahwa kini dia sudah selak, biasanya ia akan membuat pengakuan kepada keluarganya, lalu keluarga akan segera pergi membawanya kepada seseorang untuk mencabut ilmu tersebut. Dan memisahkannya dengan biang keladi. Jika tidak, maka kejadian yang sama pasti terulang kembali.

***
            Yang ketiga, Ilmu ini turun melalui mimpi, seperti sebuah radar, ilmu ini akan mencari sendiri targetnya, setelah target ditemukan, lalu dikunci dan di BOM. Terget tak akan bisa melepaskan dirinya, biasanya karena ada kecocokan sifat-sifat yang dibutuhkan oleh ilmu ini pada sifat dasar seseorang, maka ilmu ini akan datang sendiri padamu, maka hati-hati..... Ohhh Seraaam.
            Pada suatu malam yang gelap, seseorang memejamkan matanya, tiba-tiba ia bermimpi melewati sebuah kuburan, dan terlihat seorang wanita di depan membelakanginya, serasa bulu kuduknya berdiri, lalu tiba-tiba saja wanita tersebut menoleh kepadanya, dan Waw, wajahnya teramat mengerikan, ia berbalik berusaha melangkahkan kakinya untuk berlari, tetapi ia tak kuasa menggerakkan kakinya.
            Lalu wanita tersebut mendekatinya, lalu menunjuk pada lehernya yang kebetulan sedang terluka bekas garukannya, telunjuk wanita itu menyentuh luka tersebut, lalu seakan terkena setrum tubuhnya bergetar, sebuah cahaya kebiruan mengalir dari badan wanita tersebut melalui telunjuknya.
            Tubuhnya terus bergetar. Dan tiba-tiba saja ia terbangun, ia  tak memahami apa yang baru saja ia mimpikan. Lalu seperti kejadian pada seorang pria yang mendapat turunan ilmu dari istrinya.
            Tiba-tiba saja pada suatu malam yang gulita, sebuah bau menuntunnya, membawanya ke suatu tempat yang penuh dengan bubur kacang ijo, yang lalu dihabiskannya sampai kenyang. Tapi paginya, ia masih belum menyadarinya dan ia anggap sebagai mimpi biasa.
            Lalu pada malam berikutnya ketika ia mencium suatu bau yang teramat menarik, ia kembali melangkahkan kaki keluar rumah, lalu tangannya membongkar sesuatu ditanah, tampak seperti Kambing Guling (Anjing mati yang baru dikubur), dimakannya anjing guling tersebut, tanpa bersisa walau sehelai bulu dari anjing tersebut, dengan tulang-tulangnya semua dimakan, rasanya kayak ikan pari, semua tulang belulang anjing itu menjadi tulang rawan yang dengan mudah ia remukkan dengan giginya yang tanpa ia sadari begitu besar dan panjang. Maklum Tuselak gak pernah lihat kaca makanya selalui pede.
            Besoknya, para tetangga heboh, anjing yang kemarin dikubur di pinggir jalan hilang tak bersisa, lalu sang  Tuselak yang tak menyadari dirinya selak, terkesiap, seakan sadar bahwa apa yang dianggapnya semalam adalah mimpi ternyata adalah kenyataan. Tapi malang, ilmu itu mencintainya. Dan tak bias bercerai dengannya. Sekarang ia tak bisa mengihindar.
            Tubuhnya, jiwanya terlalu lemah dan rapuh, ia jarang mengingat Tuhannya, sehingga jiwanya kosong, Dan anjing akan memasuki rumah yang kosong dan senang di sana. Demikian juga keselakan tersebut mencintai badan dan jiwanya yang hangat dan nyaman, tanpa perlindungan.
            Sampai di sini tulisan saya mengenai tuselak. Semua yang saya  ceritakan hanya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut. Up to you. Terima kasih
           




Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)