Percakapan adalah pertukaran atau transfer ide, gagasan, pengetahuan, berita, cerita dan banyak hal lain yang terjadi dikarenakan sebuah percakapan. Percakapan akan hidup jika percakapan berjalan antara kedua belah pihak.
Untuk menjaga percakapan berjalan normal, maka ada baiknya ke dua belah pihak atau pihak terkait lainnya menjaga hidupnya percakapan itu dengan memberi umpan pertanyaan dan menjawab lawan bicara.
Jika terjadi kekosongan suara, maka salah satu pihak hendaknya mengambil inisiatip untuk memberikan pertanyaan, demikian seterusnya.
Di bawah ini contoh percakapan bahasa sasak - Bertanya dan Menjawab ketika bertemu dengan seseorang dengan mengedepankan sopan santun.
Pertanyaan dan jawaban.
- Arunde dateng? (Sudah lama datang?) - Baruk gati dateng (Baru saja datang). Jawaban ini agar penanya tidak sungkan karena juga baru saja datang hampir bersamaan. Kalau dijawab Ya saya sudah lama datang, kemungkinan akan membuat penanya sungkan karena merasa telah lama ditunggu dan mungkin membuat anda jengkel.
- Wahde bekelor? (Sudah makan?) - Wahte onek. Wah jari (Oh sudah. Sudah aman). Pertanyaan yang menanyakan apakah anda sudah makan merupakan pertanyaan favorite saat bertemu seseorang terutama tamu. Pertanyaan ini mengesankan bahwa anda sangat peduli kalau kalau yang datang bertamu belum makan sehingga perlu segera dijamu. Tradisi ketimuran sangat memperhatikan makanan karena pada zaman dahulu banyak orang miskin yang tidak bisa makan. Jadi pertanyaan pertama kadang sering pertanyaan "sudahkah anda makan"? Dan jawaban paling sopan adalah "saya sudah makan". Kadang walau orang belum makan tetap menjawab "sudah makan", agar tuan rumah merasa tenang dan anda juga tidak merepotkan. Tetapi kalau anda merasa tidak apa apa untuk makan di sana, bisa juga dijawab "nah ndekte man ne" (Nah belum makan ini). Insya Allah akan segera dijamu.
- Berembe, ndekne rame lalok lek langan baruk? (Bagaimana tadi, apakah di jalan tidak terlalu ramai/macet? Ndekn rame, biase doang. (Ndak ramai, biasa saja). Pertanyaan ini juga bisa dijawab sebaliknya, misalnya "macet baruk, 3 taokn macet, arak razia endah, laguk wah kedung lalok mele bedait. teruske bae lampak" (Tadi macet, 3 tempatnya macet, bahkan ada razia, tapi sudah terlanjut mau bertemu, saya terus saja jalan. Kadang kita perlu memberikan jawaban yang terlihat kita sudah bersusah payah/penuh perjuangan untuk dapat bertemu, ini akan membesarkan hati lawan bicara.
- Berembe kabar inak/amak lek bale. (Bagaimana kabar ibu/ayah di rumah) Alhamdulillah solah solah doang. (Alhamdulillah bagus-bagus saja). Menanyakan kabar orang tuanya, istri dan anaknya tentu merupakan pertanyaan yang menandakan bahwa anda sangat peduli kabar anggota keluarga lawan bicara. Tapi pertanyaan ini akan dianggap tidak sopan jika pertanyaan ditanyakan kepada orang yang belum kenal baik, seolah olah anda bersikap sok kenal sok dekat.
Dan seterusnya, sebaiknya percakapan dilakukan dengan seimbang sehingga kedua belah pihak merasa puas dengan percakapan itu dan tetap menjaga etika jangan sampai menyinggung perasaan atau terkesan menggurui.
Komentar Anda