Ritual Bejarik Ilmu Sasak

Yusuf Bimbi
Oleh -
0


Mandi Bejarik - Ilustrasi

O Nenek Kaji
Ampunan Selapuk Dosen Kaji
Kaji Patuh, Siduk Tanak,  Sujud Bakti lek Perentahde
********************
“Malem peteng dendeng, Sugul langan bale, lampak adeng-adeng, nimpruh lek kokoh mandik bedo'e”.

Kenoh :

Ritual Bejarik (Menyucikan diri)  ilmu Sasak,  merupakan sebuah ritual yang harus dilalui seseorang dalam  mempelajari ilmu Sasak.
Ritual bejarik merupakan simbol penyucian, sehingga ilmu yang kita pelajari mau masuk, menyatu dengan tubuh kita, cepat melekat. Ibarat kertas putih yang dengan mudah bisa ditulis dengan pensil apapun.

Ritual bejarik bisa dilakukan dengan Mandi berendam sebagai simbol penyucian diri, berpuasa untuk menyucikan tubuh, pikiran dan perbuatan sehingga menjadi terkendali, tidak bicara agar mulut dan lidah tidak kotor, memfokuskan fikiran pada satu hal saja, agar pikiran tidak liar seperti kuda binal,  wirid dan zikir, agar mulut, lidah, pikiran dan hati kompak serta reflek bersatu padu.

Untuk ritual bejarik ilmu sasak, biasanya tergantung dari jenis ilmu yang dipelajari.
Untuk ilmu Sasak secara umum, biasanya dijarik dengan cara mandi tengah malam gelap gulita di sebuah pemandian baru (Pemandian yang kita gali sendiri) tanpa boleh diketahui oleh orang lain.
Ritual mandi biasanya dilakukan sampai berbulan-bulan lamanya, tergantung dari petunjuk mimpi yang didapatkan setelah mandi.

Untuk ilmu Nine yang berupa senggeger, sengasih-asih, gune, (ilmu menggaet cewek)  biasanya  tanda mimpi yang ditunggu adalah mimpi menangkap burung kecial kuning, semakin kecil burungnya semakin bagus. Sedangkan untuk tataran ilmu Senggeger yang paling bagus, adalah mimpi menunggang kuda putih.

Sedangkan untuk ilmu Mame (ilmu untuk keperkasaan), tanda mimpi yang ditunggu biasanya adalah mimpi masuk ke dalam gua, atau ke dalam batu. Apabaila tanda mimpi ini sudah didapatkan, maka ritual bejarik bisa dihentikan, kemudian ilmu akan mulai dicoba atau di test oleh sang guru.

Untuk pengetesan, saya pernah mendengar dilakukan di beberapa tempat, seperti gunung atau tempat-tempat sepi lainnya, dimana tempat ini juga akan  didatangi oleh orang-orang dengan niat yang sama.
Dengan demikian kesempatan test ilmu ini bias digunakan secara bersama-sama sekaligus sebagai media sharing ilmu dengan perguruan lain.

Hal teraneh yang saya dengar untuk mengetes ilmu adalah dengan cara pergi menantang orang (Jangan dilakukan), hal ini agar sang pemilik ilmu bisa berkelahi untuk mengetest ilmunya.
Setelah ilmu dirasa sudah jadi, maka barulah orang ini dianggap menyelesaikan ilmunya oleh sang guru.

Yang paling sulit adalah bejarik dengan cara menyelam ke dalam air sambil membaca mantera sepanjang 2 halaman kertas yang hamper membuat nafas habis. Untuk ritual ini biasanya seseorang menggunankan pemberat berupa batu agar tidak mengapung dan tetap kosentrasi di dalam air.

Adapun pantangan yang sering dilakukan selama ritual bejarik seperti tidak boleh makan mahluk berdarah, tidak boleh makan garam. Tidak boleh dilewati dari belakang. Tidak boleh lewat di bawah jemuran, tidak boleh makan buak perenggi (Labu), tidak boleh menyentuh kelor, atau tidak boleh makan pisang Emas dan lain-lainya. 

Untuk ritual bejarik yang menggunakan periuk tanah, benang hitam maupun benang merah, disuruh berdiri di belakang batu, maka berhati-hatilah, karena biasanya beberapa ilmu hitam menggunakan ritual ini.

Pesan :
Banyak orang tak mengetahui  jenis ilmu yang sedang diturunkan oleh gurunya atau orang yang dianggap guru. Tanpa sadar, ritual ilmu hitam kadang  duturunkan secara sembunyi-sembunyi oleh oknum guru tak bertanggung jawab.

Karena itu, sebelum berguru, tanyailah orang-orang sekitar mengenai calon sang guru. Jangan sampai salah berguru. Di kasi Roti, tak tahunya tahi kuda.

Posting Komentar

0Komentar

Komentar Anda

Posting Komentar (0)